Alur Pelayaran, Bagian – bagian alur pelayaran, Lay out dan Penampang Alur Pelayayaran, Arah alur pelayaran, Kedalaman alur pelayaran, Lebar alur, Panjang alur Pelayaran

ALUR PELAYARAN

Alur Pelayaran

Digunakan untuk :

  • Mengarahkan kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan. 
  • Menjamin keselamatan kapal dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan melalui di alur pelayaran sampai kemudian berhenti di dermaga untuk mendapatkan navigasi yang aman.


Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh :

  1. kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan untuk itu perlu survey tipe dan jumlah kapal yang keluar-masuk Pelabuhan, 
  2. kondisi meteorologi terutana arah dan kecapatan angin,  kondisi laut meliputi batimetri, oseanografi  terutama arah dan tinggi gelombang


Bagian – bagian alur pelayaran



  • Kapal dalam perjalanan masuk ke kolam pelabuhan melalui alur Pelayaran , akan mengurangi kecepatannya sampai kemudian berhenti di Dermaga.
  • Alur ini ditandai oleh alat bantu pelayaran yang berupa pelampung  atau lampu-lampu.


Secara umum ada beberapa daerah yang dilewati selama perjalanan tersebut  yaitu :

  • Derah tempat kapal melempar sauh → di luas Pelabuhan
  • Derah Pendekatan → di luar alur masuk
  • Daerah Alur masuk → di luar pelabuhan yang berada didalam daerah terlindung
  • Daerah kolam putar.

Lay out dan Penampang Alur Pelayayaran

Daerah tempat kapal membuang sauh
Kedalaman air  tidak boleh kurang dari 1,15  dari draft maksimum kapal terbesar atau tidak lebih dari 100 m
Daerah pendekatan,
Daerah alur masuk 
Daerah kolam pelabuhan


Arah alur pelayaran


Dalam perencanakan arah alur pelayaran yang  harus memperhatikan, yaitu :

  • Alur pelayaran harus dibuat selurus mungkin, 
  • Arah alur pelayaran dibuat sedemikian rupa sehingga searah dengan arah angin dan gelombang dominan.
  • Pada alur pelayaran dekat alur masuk dibuat bersudut tertentu ( 30o – 60o) terhadap arah angin dan gelombang dominan, 
  • Disamping itu ababila keadaan memungkinkan, alur masuk dibuat lurus.

  • Meskipun lebih baik mempunyai alur yang lurus, pembuatan tikungan sering kali diperlukan dalam perencanaan layout dermaga dan kebutuhan untuk ketenangan kolam pelabuhan.
  • Dalam pembuatan tikungan, sudut persinggungan dari garis tengah alur harus tidak boleh lebih dari 30o atau radius lengkung sekitar 4 kali atau lebih dari panjang keseluruhan kapal 

Kedalaman alur pelayaran

Kedalaman air di alur pelayaran yang ideal harus :
  • Cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah (LWL) dengan kapal bermuatan maksimum atau 
  • Memperhatikan jarak toleransi dari gerakan kapal yang disebabkan oleh gelombang, angin dan arus  
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat ditentukan sbb :
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat ditentukan sbb :

Gerakan kapal karena pengaruh gelombang
  • Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada saat tidak bergerak di air diam adalah paling penting didalam perencanaan alur pelayaran dan mulut pelabuhan.
  • Gerakan vertikal kapal digunakan untuk menentukan kedalaman alur, 
  • Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur untuk menentukan lebar alur
  • Beberapa gerakan kapal karena pengaruh gelombang, yaitu heaving (angkatan), pitching (anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan), surging (sentakan) dan yawing (oleng kesamping).
  • Kenaikan draf kapal yang disebabkan oleh gerakan tersebut kadang-kadang sangat besar misalnya pada kapal-kapal yang besar, pengaruh rolling sangat besar, terutama bila frekwensi rolling kapal sama dengan frekwensi gelombang

Lebar alur


Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu  :

  • Lebar, kecepatan dan gerakan kapal, 
  • Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk  satu atau dua jalur
  • Kedalaman alur
  • Stabilitas tebing alur
  • Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur 


Lebar alur dapat ditetapkan dengan berdasarkan pada lebar kapal.

Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada persimpangan) adalah tiga sampai empat kali lebar kapal, sedangkan untuk lebar alur dengan dua jalur (ada persimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal.

Cara lain untuk menentukan lebar alur ( OCDI, 1991), yaitu :

Panjang alur Pelayaran

  • Panjang alur pelayaran dari alur masuk sampai dengan Kolam Pelabuhan atau tempat tambat untuk jangkar, berdasarkan potensial setiap kapal.
  • Kapal yang masuk Pelabuhan tanpa bimbingan kapal penarik (kapal tandu) dengan kecepatan relatif tinggi (6 knot), akan menempuh 4 kali panjangnya sampai benar-benar berhenti.
  • Dengan adanya penambahan panjang kapal dan jarak berhenti maka panjang alur dari alur masuk sampai dengan kolam atau tempat tambat memerlukan lebih.

Postingan populer dari blog ini

Pengoperasian Radar Navigasi

Pedoman Gasing (Gyro Compass), Hukum-hukum gasing, Kedudukan Gyro-Scope di Bumi

Pendeteksian, Sea – Return (Sea Cluter), Echo Palsu, Pancaran gelombang radio RACON