Magnet Berperan Dalam Pelayaran | Pedoman Magnet | Benda Magnetik

MAGNET

Magnet Berperan Dalam Pelayaran | Pedoman Magnet | Benda Magnetik | Cara Membuat Magnet | Prinsip Magnetic Compass | Medan Magnet

Indonesia sebagai salah satu negara maritim besar seharusnya mempunyai para pelaut yang harus mempunyai inspirasi kemaritiman yang kuat demi kemajuan dunia maritim.
Dalam pembelajaran kompas dan sistem kemudi yang merupakan salah satu bahasan di jurusan Nautika yang mana akan digunakan pada saat taruna praktek kerja laut dan menjadi seorang mualim diatas kapal.

Kompas dan sistem kemudi adalah alat navigasi yang sangat penting bagi seorang navigator untuk menjalankan sebuah kapal niaga, kompas juga dapat digunakan untuk menentukan posisi kapal dengan bantuan alat baring navigasi yaitu Azimuth circle. diatas kapal ada beberapa pedoman yang sering di jumpai bahkan harus ada. Misalnya pedoman magnet dan pedomn gyro begitu juga dengan sebuah kemudi diatas kapal, kapal tanpa kemudi ibaratkan berjalan tanpa tujuan.

Sebelum melakukan pelayaran ke suatu wilayah seorang mualim pasti akan menentukan sebuah garis haluan kemudian kapal akan mengikuti garis haluan tersebut sampai ke tujuannya. Seperti di ketahui pada kemudi kapal itu ada tiga sistem cara penggunaanya yaitu manual, autopilot, dan kemudi darurat. Pada steer kemudi itu sendiri sistem penggunaannya selain autopilot dan manual ada juga yang namanya NFU, NFU (Non Follow Up) yang sering menggunakan NFU ini biasanya kapal - kapal supply atau kapal - kapal yang sering melakukan olah gerak.

PEDOMAN MAGNET

Dari segi bahasa kata magnet diambil dari bahasa Yunani yaitu magnes atau magnetis lithos dengan arti batu dari magnesia. Magnet adalah sebuah benda yang bisa menarik benda-benda yang berada di sekitarnya seperti besi, baja, dan kobalt. Sebuah magnet terdiri atas magnet-magnet elementer yang tersusun secara teratur, magnet mempunyai bagian yang paling kuat daya tariknya yaitu bagian kutub magnet yang terdiri dari kutub utara (KU) dan kutub Selatan (KS)

Ada tiga macam magnet menurut proses terjadinya yang kita kenal :

1. Magnet alam : Potongan besi yang magnetnya berdasarkan alamiah antara lain terdapat di Asia.
2. Magnet buatan : Benda baja atau besi yang dijadikan magnet secara buatan oleh sapuan - sapuan dengan magnet lain.
3. Magnet elektro : batang besi lunak yang dililit dengan kumparan tembaga (diisolasi) yang dialiri listrik. Batang besi itu akan menjadi magnetis hanya apabila kumparan dialiri oleh listrik.

Benda Magnetik dan benda Non Magnetik

Berdasarkan atas sifat kemagnetan benda yang ada di sekeliling kita bisa di kelompokan menjadi dua jenis yaitu

Benda magnetik


Benda magnetik adalah benda-benda yang dapat dipengaruhi (ditarik/ditolak) oleh magnet.

Benda magnetik dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

a) Feromagnetik, yaitu benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet dan dapat dibuat menjadi magnet. Contoh: besi, baja, cobalt, nikel 

b) Paramagnetik, yaitu benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet dan tidak dapat menjadi magnet. Contoh: mangan, platina, aluminium dan uranium

c) Diamagnetik, yaitu benda-benda yang seolah-olah ditolak oleh magnet dan tidak dapat dibuat menjadi magnet.Contoh: bismut, seng, emas.
Dari bentuknya besi magnet ada beberapa macam yaitu :
1. Magnet batang
2. Magnet ladam atau magnet “U”
3. Magnet cincin/ring magnet
4. Magnet jarum

Bentuk-Bentuk Magnet

Ada Beberapa Cara membuat magnet

Untuk membuat magnet dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut:

1. Dengan cara menggosok, yaitu: menggosokkan ujung magnet permanen pada permukaan benda bahan magnet, misalnya besi digosok dengan magnet yang arah sama dan berulang-ulang.Bahan magnet ini akhirnya bersifat seperti magnet batang yang mempunyai dua kutub, dan kemagnetannya bersifat permanen.

2. Dengan mengalirkan arus listik DC/electromagnet, yaitu: mengalirkan arus listrik pada kumparan yang di bagian tengahnya dimasukkan inti besi (misal paku yang besar), magnet yang dibuat dengan cara ini mempunyai sifat kemagnetan yang remanen, artinya hanya bersifat sebagai magnet sewaktu dialiri arus listrik saja. Kutub magnet yang diperoleh dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Oerstead. (di bahas berikutnya).

3. Dengan cara induksi magnet yaitu: mendekatkan benda yang bukan magnet dengan magnet permanen sehingga benda tersebut akan bersifat sebagai magnet.

Pada batang magnet terdapat 3 bagian utama yaitu:

1. Kutub-kutub magnetis terletak pada ujung-ujung batang magnet lebih kurang 1/12 x panjang batang magnet

Berdasarkan konvensi internasiaonal disepakati:

• Kutub utara disebut kutub merah dan,
• Kutub selatan disebut kutub biru.

2. Sumbu magnetis adalah garis yang menghubungkan kutub-kutub magnet.

3. Bidang netral, yaitu bidang tegak lurus sumbu magnetis yang terletak tepat di tengah batang magnet.

Prinsip-prinsip Magnetic Compass

Magnet Kompas bekerja berdasarkan induksi magnet bumi yg terjadi pada besi2 kapal, Baik itu besi keras, lunak maupun setengah keras. Cara kerja magnetic Compass berpedoman pada Hukum Coloumb (l,ll,III) dan Hukum Induksi magnetis.

Hukum coloumb:
1. Kutub-kutub yang tidak senama dari 2 magnet batang akn saling tarik menarik sedangkan kutub-kutub senama akan saling tolak menolak.

2. Gaya tarik dan gaya tolak magnetis adalah berbanding lurus dengan banyaknya magnetisme yang terkumpul pada kutub-kutubnya (m1 x m2).

3. Gaya tarik/tolak magnetis berbanding terbalik dengan kwadrat jarak dari letak kutub- kutub yang saling mempengaruhi (d2).

4. Bila digabungkan antara butir b dan c akan mendapatkan rumusan besarnya gaya tarik- tolak (K), K =(m1x m2 )/(d2).

Hukum Induksi magnetis :


1. Didalam besi yang diinduksi di dekat kutub yang menginduksi dibangkitkan sebuah kutub yang tidak senama.

2. Induksi magnetis ada berbanding lurus dengan banyaknya magnetisme di dalam kutub yg nmenginduksi.

3. Induksi magnetis ada berbanding terbalik dengan kwadrat jarak dari besi yang menginduksi dan yang diinduksikan.

Medan magnet

Medan Magnet

Pedoman magnet adalah sebuah alat navigasi yang di gunakan untuk menentukan arah dilaut, baik berupa haluan kapal maupun baringan. Dengan bertambah modern dan praktisnya pedoman gyro, banyak para navigator yang melalaikan pedoman magnet, meskipun pedoman gyro dapat diandalkan namun sebagai alat bantu navigasi, pesawt ini tetap tergantung pada sumber tenaga dari luar (tenagga listrik) pedoman gyro dapt sja sewaktu-waktu tidak berfungsi (apa bila terjadi gangguan yang kecil saja pada arus listrik dapat berakibat fatal dan penunjukan arahnya menjadi tidak menentu) sebaliknya pada pedoman magnet gangguan yang terjadi hanya sedikit saja.

Sebuah pedoman magnet sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pedoman magnet bekerja berdasarkan sifat- sifat magnet dari sebuah magnet batang magnit yang terpasang pada mawar pedoman.

Sifat-sifat magnet pada sebuah magnet batang atau suatu magnet jarum antara lain adalah:

1. Memiliki gaya tarik tolak terhadap logam bermagnet lainnya (baja dan besi).
2. Kekuatan gaya tarik tolak tersebut adalah terkuat pada ujung-ujung magnet batang.
3. Ujung magnet batang tersebut diberi nama kutub,kutub utara dan kutub selatan
4. Kutub-kutub yang senama dari dua buah magnet batang akan saling tolak menolak dan kutub-kutubnya yang tidak senama akan tarik menarik.
5. Apabila sebuah magnet batang di tempatkan sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas dalam bidang horizontal, maka kutub-kutubnya akan mengarah atau menunjuk ke kutub-kutub bumi.
6. Besarnya kekuatan gaya tarik atau tolak antara dua buah magnet kedua kutub yang bersangkutan dan berbanding terbalik dengan jarak antara kutub-kutub pangkat dua (hukum coulomb).
Sesuai dengan penempatan dan fungsinya, ada tiga jenis pedoman magnet yang lazim di gunakan di atas kapal yaitu :
1. Pedoman standar
2. Pedoman kemudi
3. Pedoman darurat
4. Pedoman sekoci berdiri sendiri

Menurut konstruksinya pedoman magnet ada 2 yaitu

1) Pedoman magnet kering

Sesuai dengan penjelasan terdahulu bahwa jenis pedoman ini tidak menggunakan zat cair untuk keseimbangan piringan pedomannya. Pedoman magnet kering ini dimana batang - batang magnet dipasang sejajar satu sama lain dan digantungkan dibawah mawar pedoman dengan menggunakan benang sutra, sehingga dapat bergerak bebas secara horizontal.

Adapun bagian -bagian utama pedoman magnet kering adalah
1. Piringan pedoman
2. Ketel pedoman
3. Cincin lenja (alat penggantung pedoman)
4. Rumah pedoman
Gambar berikut ini penampakan tegak sebuah pedoman magnet kering yang memperlihatkan bagian - bagian dari peralatan di dalammya.


2) Pedoman magnet Basah

Pada pedoman basah ini ketel pedomannya terbuat dari bulatan torak yang harus benar - benar kedap air dan udara.

Pada bagian atas dipasang sebuah kaca bening bulat agar pada saat pembacaan angka - angka skala derajat dapat dibaca dengan jelas. Sedangkan tutup pada bagian bawah berupa kaca baur pandang supaya sinar lampu yang dipasang di bawahnya dapat menerangi angka - angka skala derajat.secara umum fungsi cairan yang ada dalam ketel yaitu untuk meredam getaran - getaran kapal sehingga piringan pedoman lebih tenang dan juga dapat mengurangi kemungkinan kerusakan pada semat dan Mawar pedoman.

Cairan dalam ketel terdiri dari air tawar murni dengan persentase antara 75% sampai 80% sedangkan alkohol murni (kadar 100%) dengan persentase 20% sampai 25%. Ruangan dalam ketel pedoman tidak boleh terisi udara karena akan mengakibatkan korosi bagian dalam ketel. Selain itu dapat mengurangi ketenangan piringan pedoman. Apabila ada perubahan cuaca antara panas dan dingin rongga udara dalam ketel pedoman dapat mengakibatkan mawar pedoman berobah bentuk atau dapat melengkung.

Manfaat Campuran alkohol didalam pedoman magnet basah :

1. Untuk menurunkan titik beku air, hal ini sangat berguna apabila pedoman digunakan ditempat - tempat pada lintang tinggi atau daerah yang mengalami musim dingin sehingga cairan pedoman tidak mudah membeku.

2. Untuk mengurangi kemungkinan korosi dari bagian - bagian dalam ketel pedoman.

Keterangan:
a. Tutup kaca baur
b. Pengapung
c. Piringan pedoman
d. Jarum - jarum magnet
e. Tromol pemuaian cairan
f. Sumbat pengisian cairan
g. Semat
h. Alat penyangga semat
i. Pelat bergelombang 
j. Garis layar
k. Tanduk atau baut

Pada intinya kegunaannya sama di atas kapal, akan tetapi di atas kapal-kapal niaga lebih banyak menggunakan kompas magnet basah karena perawatannya lebih mudah dibandingkan dengan kompas magnet kering.
Perbedaan utamanya hanya terletak pada :
- Piringan pedoman basah terapung dalam suatu cairan, sedangkan 
- Piringan pedoman kering tidak menggunakan cairan.

Pada bagian tutup alas diberikan sebuah pemberat. Gunanya menambah ketenangan ketel pedoman. Karena selama pelayaran kapal pasti akan mengalami perubahan - perubahan suhu yang cukup besar, maka cairan didalam ketel pedoman akan dapat ikut berubah suhunya, dengan demikian cairan tersebut sekali waktu pasti akan memuai.

Untuk mencegah tekanan cairan didalam ketel pedoman bertambah maka ketel pedoman dilengkapi dengan sebuah tromol pemuaian, untuk menampung kelebihan cairan akibat pemuaian tersebut.

Disamping tromol pemuaian tersebut bagian bawah ketel juga dibuat bergelombang untuk membantu mengatasi atau menerima pemuaian tersebut.dengan demikian tidak terjadi perubahan letak dari dudukan semat.

Piringan pedoman


Piringan Pedoman diletakan diatas pengapung : dibawah pengapung digantungkan batang - batang magnet. Keseluruhannya diletakkan dalam cairan sehingga bila berada dalam medan magnet bumi piringan dapat berputar dengan bebas. Bila kapal diam maka piringan pedoman juga diam dengan skala 360° utara menunjuk ke kutub bumi tepat dalam arah bidang lunas tinggi pada bagian dalam ketel pedoman ditempatkan garis layar. Skala derajat piringan pedoman yang berimpit / bersatu dengan garis layar adalah menunjukan arah haluan kapal, misalnya bila skala 090° berimpit dengan garis layar, berarti haluan kapal adalah 090°

1. Sumbat

Apabila air ketel pedoman berkurang dapat dilihat dengan adanya gelembung udara didalam ketel, maka harus ditambahkan air sulingan campur alkohol.ketel ditahan pada posisi miring dengan sumbat ditempatkan di bagian atas kemudian sumbat dibuka melalui libang air sulingan disikan dan kemudian sumbat dapat ditutup kembali.

2. Pengapung

Piringan bertambah berat dengan adanya jarum - jarum yang cukup berat. Ini akan mengakibatkan tekanan lebih besar pada ujung runcing semat dan sungkup piringan pedoman bagian bawah. Untuk mengatasi hal tersebut dipasang sebuah pengapung dibawah piringan pedoman.

3. Tromol

Karena terjadinya perubahan suhu naik turun, maka akan terjadi penyusutan cairan dalam ketel. Pedoman dengan adanya bentuk tromol yang tertutup alas bergebang yang berfungsi sebagai pegas, maka naiknya tekanan akibat pemuaiann cairan dapat diatasi demukian pula akibat dari penyusutan cairan ketel sehingga tidak akann terjadi gelembung - gelembung didalam ketel.

4. Jembatan dari bahan Kuningan

Karena tromol yang memiliki gaya pegas, maka apabila dudukan semat lasngsung ditempa diatas penutup alas akan terjadi penunjukan arah yang salah, karena semat dan piringan pedoman ikut turun naik dengan perubahan tromol, hal ini diatasi dengan memasang sebuah jembatan dari bahan kuningan.

5. Pemberat

Berfungsi untuk lebih mennstabilakan ketel pedoman, pemberat ini umumnya dari timah hitam.

6. Piringan pedoman

Besarnya piringan pedoman / garis tengah piringan. Tidak boleh terlampau besar agar terdapat jarak yang cukup antara tepi piringan dan ketel.

Syarat-syarat piringan pedoman yang baik
a) Ringan, bagian bawah singkup piringan harus licin.
b) Tidak memiliki kesalahan kolomasi.
c) Pembagian derajatnya harus jelas dan teratur.
d) Berayunnya piringan pedoman harus seimbang dengan ketel pedoman.
e) Piringan pedoman harus tenang.
f) Piringan pedoman harus pekak.
g) Waktu ayun piringan pedoman harus cukup besar, minim 14" agar tidak sinkron dengan olengan kapal.
Jenis-jenis pedoman ( kompas ) yang lazim di gunakan di atas kapal:

a) Pedoman standar (Standard compass)

Ialah suatu pedoman magnet yang digunakan untuk bernavigasi yang di pasang di rumah pedoman (binnacle) yang berisi alat-alat pengoreksi yang di persyaratkan serta di lengkapi dengan alat baca azimut yang sesuai (alat pembaring: azimuth circle, pelorus, dll)

b) Pedoman kemudi (steering compass)

Ialah pedoman yang digunakan untuk keperluan pengemudian kapal yang dipasang di rumah pedoman yang sesuai dan apabila pedoman kemudi berupa pedoman magnet harus dilengkapi dengan alat-alat pengoreksi yang dipersyaratkan.

c) Pedoman darurat / cadangan

Pedoman yang berfungsi untuk mengganti salah satu pedoman Standard atau pedoman kemudi bila terdapat kerusakan

Istilah-istilah dan pengertian dasar magnet
a) Inklinasi: Sudut yang dibentuk antara jarum magnet dengan bidang datar diatas permukaan bumi.

b) Intensitas Horizontal: kekuatan medan magnetism bumi pada sebuah satuan kutub secara horizontal.

c) Kutub-kutub magnetis bumi ialah titik-titik di bumi dengan garis-garis gaya magnetism bumi tegak lurus pada permukaan bumi.

d) Katulistiwa magnetis ialah garis melalui titik-titik di bumi yang garis-garis gaya magnetism bumi berjalan sejajar dengan permukaan bumi.

e) Parameter adalah perbandingan antara kekuatan medan magnet yang di induksikan oleh medan magnet bumi yang menginduksi parameter (P, Q dan R) dalam arah membujur, melintang dan vertikal.

f) Benda paramagnetis.

Yaitu benda yang dapat tertarik oleh sebuah magnet Misalnya, besi,baja, seng, nikel, dan lainnya.
g) Benda diagmanetis,

Yaitu benda yang tertolak oleh sebuah magnet. Misalnya : timah, timah hitam, bismuth, tembaga, kuningan, alumuniiium, magnesium, kayu, bahan plastic dan pada umumnya logam mulia adalah benda diagmanetis.

h) Induksi magnetis,

Adalah peristiwa dimana sebuah besi lunak yang di dekatkan pada sebuah magnet, kemudian besi tersebut menjadi magnet. Induksi dapat meningkat oleh adanya pukulan-pukulan (ketokan) dan geteran.

i) Besi keras,

Adalah besi yang sulit di induksikan 

j) Besi lunak,

Adalah besi yang mudah dapat di induksikan, tetapi kehilangan magnetismenya jika gaya yang menginduksi dihentikan.

k) Isogon :

Ialah garis-gatis pada peta yang dilukis melalui tempat-tempat yang memiliki nilai variasi yang sama

l) Inklinasi:
Sudut yang dibentuk antara jarum magnet dengan bidang datar diatas permukaan bumi, 

m) Deviasi:

Adalah sudut yang dibentuk antara jarum pedoman dengan derajah magnetism permanen di dalam besi kapal yang menrik jarum pedoman keluar dari derajat magnetis.

Cara memeriksa kepekaan piringan pedoman magnet.

a) Putar piringan pedoman kekanan / kekiri +/- 3° dari kedudukan seimbang / tenang semula.

b) Lepaskan kemudi baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya.

c) Ulangi pekerjaan yang sama pada sisi lainnya.

d) Bila hasil 0,5° saja, berarti piringan pedoman cukup pekak.

DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN UMUM :


1. Pedoman magnet dan magnetisme
2. Magnetisme bumiawi (terrestrial magnetisme )
3. Magnetism kapal
4. Tujuan, azas dan alat untuk menimbai pedoman
5. Alasan dilakukan penimbalan

1) Pedoman magnet dan magnetism

Kekuatan gaya magnetisme (magnetic force / ‘flix’) dari pada magnet batang terpusat pada kutub-kutubnya (ujung-ujung magnet batang) sampai dengan 1/12 x panjang magnet batang. Apbila dua magnet batang atu lebih didekatkan, maka diantara mereka akan saling mempengaruhi, yaitu bila kutub-kutub senama didekatkan akan terjadi gaya tolak-menolak, dan apabila kutub-kutub yang berlawanan di dekatkan, akan timbul gaya tarik-menarik.

Magnetisme pada batang logam dapat bersifat tetap (permanent) dan dapat juga sementara (induced). Pada magnetisme yang bersifat tetap walau pengaruh magnetisme dari suatu batang magnet di jauhkan, maka batang logam itu masih tetap bernagnet.

Namun logam dengan magnetisme sementara, bila pengaruh magnet dijauhkan, sedikit demi sedikit induksi magnetis akan hilang.

Lamanya magnetisme bertahan pada logam tersebut (retentiveness) tergantung dari jenis logam yang diinduksi. Disini kita mengenal beberapa istilah seperti : besi keras, besi setengah keras, dan besi lunak.

2) Magnetisme bumiawi (terrestrial magnetisme)


Bumi adalah suatu nagnet yang sangat besar yang dikelilingi oleh gaya magnetisme (magnetic, flux) dimana kutub-kutub magnetnya terletak :

a) Di dekat kutub selatan bumi (kutub selatan magnetik atau di kutub biru) dan
b) Di dekat kutub utara bumi  (kutub utara magnetic atau kutub merah).

Sudut yang di bentuk oleh arah utara-selatan sejati dengan arah utara-selatan magnetik ini telah kita kenal dengan nama ‘variasi’.

3) Magnetisme kapal


Pada waktu pembangunan kapal, terjadi berbagai kegiatan seperti:
a) Pengelasan

b) Pukulan - pukulan keras pada massa besi

c) Getaran

d) Pemindahan dan penempatan berbagai macam massa besi yang masing-masing memiliki kekerasan yang berbeda.

Pada akhirnya terbentuklah magnetisme permanen pada besi -besi kapal yang mempengaruhi penunjukan arah dari pada magnet batang yang dugunakan pada pedoman magnet kapal (induksi magnetisme).

Pengaruh tersebut secara horizontal ada yang :
a) Membujur kapal P
b) Melintang kapal Q dan
c) Secara vertikal R

Oleh karenanya pedoman magnet tidak mampu menunjuk tepat pada arah utara-selatan magnetic bumi. Sudut penyimpangan ini di sebut ‘deviasi pedoman’ (deviasi)’ Pengaruh tersebut ada yang bersifat:

a) Tetap (permanent magnetism)
b) Semi permanent / sementara (induced, remanent magnetism), dan
c) Sekilas (induced, transient magnetism)

4) Tujuan penimbalan pedoman


1. Membuat deviasi sekecil mungkin

2. Perubahan deviasi pada perubahan-perubahan haluan agar terjadi secara berangsur-angsur dan merata.

3. Sebanyak mungkin memperkuat gaya pengarah dan disamakan pad semua haluan.

5) Azas-azas penimbalan

1. Gaya magnetis yang menyababkan deviasi, di lenyapkan oleh gaya yang sama dan sejenis, tetapi yang bekerja dalam arah yang berlawanan.

2. Kutub permanent di dalam kapal harus ditimbai oleh magnet permanent.

3. Kutub transien di dalam besi lunak vertikal harus ditimbai oleh massa besi lunak vertikal.
4. Kutub transien di dalam besi lunak horizontal yang sejenis.

RANGKUMAN

Pedoman adalah sebuah alat navigasi yang di gunakan untuk menentukan arah di laut, baik berupa haluan kapal maupun baringan. Dengan bertambah modern dan praktisnya pedoman gyro, banyak para navigator yang melalikan pedoman magnet , meskipun pedoman gyro dapat diandalkan namun sebagai alat bantu navigasi, pesawat ini tetap tergantung pada sumber tenagga dari luar (tenagga listrik) pedoman gyro dapat saja sewaktu-waktu tidak berfungsi (apa bila terjadi gangguan yang kecil saja pada arus listrik dapat berakibat fatal dan penunjukan arahnya menjadi tidak menentu) sebaliknya pada pedoman magnet gangguan yang terjadi hanya sedikit saja.

Walaupun kita selalu mengandalkan pedoman Gyro tetapi di atas kapal pedoman magnet juga sangat diperlukan apabila terjadi kerusakan pada pedoman gyro.
Pedoman magnet adalah satu - satunya jenis pedoman yang tidak menggunakan kelistrikan kapal. Sehingga tetap dapat berkerja walaupun listrik kapal rusak. Oleh karena itu IMO (International Maritime Organization) melalui konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea) mensyaratkan bagi semua kapal Niaga untuk dilengkapi dengan pedoman magnet dengan menetapkan persyaratan konstruksi dan jumlahnya yang harus ada di kapal.

Menurut konstruksinya Pedoman magnet Ada 2 yaitu :

1. Pedoman magnet Kering
2.  Pedoman magnet Basah (cair)

Menurut Fungsinya dan Penempatanya Terdapat 3 pedoman magnet Yaitu :

1. Pedoman Tolok ( Standard Compasss) yang diletakan diatas anjungan digunakan untuk membaring benda diluar, penempatanya diusahakan tidak terhalang oleh bagian - bagian kapal sehingga digunakan pada bujur 360° pedoman ini juga digunakan sebagai patokan bagi pedoman magnet yang lainya.

2. Pedoman Kemudi (steering Compass) yaitu pedoman magnet yang diletakan didepan roda kemudi, sehingga juru mudi dapat melihat setiap saat pada waktu mengemudikan kapal. Pedoman ini diletakan tepat dibawah pedoman Standard agar juru mudi mudah memeriksa perbedaan antara penunjukan pedoman tolok dan pedoman kemudi.

3. Pedoman cadangan (spare Compass) berfungsi untuk menggantikan salah satu pedoman tolok atau pedoman kemudi bila terjadi kerusakan secara fisik.

Kepekaan dan ketenangan piringan pedoman terutama tergantung dari perbandingan.

Postingan populer dari blog ini

Pengoperasian Radar Navigasi

Pedoman Gasing (Gyro Compass), Hukum-hukum gasing, Kedudukan Gyro-Scope di Bumi

Pendeteksian, Sea – Return (Sea Cluter), Echo Palsu, Pancaran gelombang radio RACON