PENEMPATAN PEDOMAN MAGNET DI ATAS KAPAL

PENEMPATAN PEDOMAN MAGNET DI ATAS KAPAL


1) Perlengkapan pedoman magnet, jika dianggap wajar dan dapat diterapkan, harus ditempatkan pada garis sumbu kapal atau sejajar dengan sumbu kapal. Garis layar utama (main lubber mark) harus menunjukan arah kapal dengan kecepatan ± 0,5°.


2) Pedoman standar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dari posisinya sedapat mungkin pandangan tidak terhalang untuk keperluan mengambil baring horizontal dan baringan angkasa (celestial). Pedoman kemudi harus dapat dibaca dengan jelas oleh jurumudi pada posisi pengemudian utama.
3) Pedoman magnet harus di pasang sejauh mungkin dari bahan yang mengandung magnet. Jarak minimum pedoman standar dari setiap bahan yang mengandungmagnet yang merupakan bagian dari bangunan kapal harus di setujui oleh pemerintah. Diagram berikut memeberikan panduan umum untuk menentukan jarak minimum yang layak dari pedoman standar.


4) Jarak-jarak minimum yang layak untuk pedoman kemudi dapat di kurangi hingga 650 dari nilai yang di tunjukan dalam diagram, dengan ketentuan bahwa jarak itu tidak boleh kuarang dari 1 meter apabila hanya ada satu pedoman kemudi, jarak minimum untuk pedoman standar harus diterapkan sejauh dapat di laksanakan.

5) Jarak pedoman magnet dari perlengkapan listrik atau perlengkapan yang mengandung magnet harus paling sedikit sama dengan jarak yang aman yang di tentukan untuk perlengkapan itu sendiri dan harus di setujui (lebih dahulu) oleh pemerintah.

6) Alat-alat pengoreksi yang di maksudkan pada butir 1 ( satu ) harus menjamin bahwa tidak ada perubahan yang besar dari penyimpangan yang terjadi karena pengaruh kondisi-kondisi yang di sebutkan pada butir 2 ( dua ) dan terutama sekali perubahan dari lingkar magnetis. Sektanal dan penyimpangan-penyimpangn pada tingkat yang lebih tinggi dapat diabaikan.


KONSTRUKSI RUMAH PEDOMAN (BINNACLE)

  1. Penerangan utama dan penerangan darurat harus di pasang sehinggga piring pedoman dapat dibaca setiap waktu. Fasilitas-fasilitas penyuraman harus di bedakan.
  2. Kecuali untuk keperluan penerangan, tidak ada catu (sumber) daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan pedoman magnet.
  3. Dalam hal di mana reproduksi kelistrikan dari petunjuk pedoman standar dianggap sebagai pedoman kemudi, sistem transmisi harus diadakan dengan catu daya listrik utama maupun darurat.
  4. Perlengkapan harus dibuat dan dipasang sedemikaian rupa sehingga mudah di capai untuk keperluan-keperluan pengoreksian dan perawatan.
  5. Pedoman, rumah pedoman dan alat pembaca azimut harus di tandai sesuai dengan yang di setujui oleh pemerintah.
  6. Pedoman standar harus digantungkan pad gimbal-gimbal (penyangga horizontal) sehingga lingkaran sisinya tetap horizontal pada waktu rumah pedoman miring hingga 40° ke arah manapun, dan dengan demikian pedoman itu tidak dapat tergeser dalam kondisi laut atau cuaca yang bagaimanpun. Pedoman kemudi yang digantungkan pada gimbal-gimbal, pedoman-pedoman itu harus memiliki kerenggangan dari piring pedoman paling kurang 300 ke semuah arah.
  7. Bahan yang digunakan untuk membuat rumah pedoman dan pedoman magnet harus cukup kuat dan disetujui oleh pemerintah.

Bahan yang mengandung magnet permanen yang tidak terhalang. Bagian-bagian ujung dari bahan yang mengandung magnet permanen seperti ujung-ujung atas dari dinding-dinding, pemisah-pemisah dan sekat-sekat, ujung-ujung, gading-gading, penumpu-penumpu, penompang-penompang. Balok-balok, tiang-tiang dan bagian-bagian dari baja serupa itu. Bahan yang mengandung magnet yang mengalami gerakan dalam pelayaran seperti dewi-dewi, ventilator-ventilator, pintu-pintu baja, dll. Kmpulan-kumpulan besar dari bahan yang mengandung magnet dengan meda yang berubah-ubah seperti cerobong-cerobong asap.

GARIS LAYAR

Adalah sebuah garis yang di cat hitam yang dilukiskan pad bagian dalam dari sebuah ketel pedoman, disebut garis layar (lubber mark). Garis ini di cat tegak lurus pada bagian dalam ketel, di bagian depan semat pedoman dan sejajar atau pada bidang lunas linggi kapal. Garis layar tersebut berfungsi sebagai penunjuk derajat haluan kapal (dibaca skala derajat mawar pedoman).

Cara memeriksa ketepatan garis layar
1) Pada pedoman yang diletakan tepat diatas bidang lunas tinggi kapal

a) Dirikan sebuah tonggak kayu, tepat di atas linas tinggi didepan pedoman pada jarak yang cukup misalnya diujung haluan
b) Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala derakat oleh garis layar
c) Bila kedua penunjukan adalah sama, berarti letak garis layar sudah benar

2) Pada pedoman yang diletakan tidak pada lunas tinggi kapal

a) Tentukan jarak melintang pedoman kebidang lunas kapal.
b) Dirikan sebuah tonggak kayu pada suatu jarak yang cukup jauh didepan pedoman pada jarak melintang dari lunas tinggi yang sama dengan jarak pedoman kelunas tinggi
c) Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala derajat oleh garis layar.
d) Bila kedua penunjukan sama, maka letak garis layar sudah tepat.
CINCIN LENJA ATAU KARDANUS

Tegak lurus pada bidang lunas linggi kapal, dikiri-kanan semat, pada bagian luar sisi ketel pedoman, di pasang sepasang tanduk atau paku, tempat ketel di tunjang oleh cincin lenja. Cincin lenja (sepasang) yang pertama kali dilengkapi juga dengan tanduk yang berfungsi tempat cincin lenja pertama duduk pada sepasang cincin lenja yang kedua. Funsi kedua pasang cincin lenja tersebut adalah agar seluruh ketel pedoman tinggal tetap tenang (horizontal) meskipun kapal mengoleng atau mengangguk.
Untuk itu masing-masing pasangan cincin lenja tersebut berkedudukan tegak lurus satu sama lain dalam suatu bidang datar, dan dilengkapi dengan pegas.

KETEL PEDOMAN

Untuk memberikan uraian yang lengkap tentang semua jenis pedoman magnet yang sekarang dipakai adalah tidak mungkin, terutama yang terpenting adalah bahwa kita mengetahui tentang persyaratan yang harus dipenuhi, sehingga dengan demikian kita mampu untuk merawatnya secara ilmiah.

Persyaratan dan cara-cara untuk menyelidiknya akan tetap berlaku untuk semua pedoman manapun.
Di atas kapal selalu terdapat satu pedoman Standard an beberapa pedoman tambahan yang perlu diketahui konstruksinya dan susunan dari masing-masing pedoman tersebut. Dalam setiap pemaikaian pedoman baru, ketel pedomanpun perlu diselidiki dan bukan hanya mawarnya saja seperti kebanyakan di lakukan.

Ketel pedoman dan bagian-bagiannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 
Syarat-syarat ketel pedoman yang baik 
  1. Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnet. Untuk hal tersebut ketel pedoman harus di keluarkan dari rumah pedoman, kemudian dekat ketel pedoman tempatkan sebuah ketel pedoman yang lebih kecil lalu ketel diputar. Bila pada saat melakukan pekerjaan tersebut jarum dari pedoman kecil diam saja/tidak bergerak, maka berarti bahwa ketel pedoman yang di uji tidak mengandung magnet.
  2. Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka tutup kaca bening (dibagian atas) harus dalam keadaan datar.hal ini dapat diselidiki dengan menggunakan unting-unting / pendulum.
  3. Dalam setiap keadaan atau posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain.
  4. Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertikal di tengah-tengah ketel pedoman (harus titik potong garis hubung cincin-cincin lenja).
  5. Tuas atau paku pada kaca bening (penutup ketel bagian atas) untuk menempatkan alat pembaring dan harus terpasang di titik pusat piringan / mawar pedomanSemat pedoman yang duduk pada penyangga didalam ketel pedoman merupakan tumpuan dari:

  • Pelampung (float)
  • Piringan pedoman dan
  • Jarum magnet

Kedudukan ujung sematnya harus terletak tepat di tengah-tengah ketel pedoman pada bidang datar yang sama dengan cincin lenja (cardanus).

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi sbb:
  • Mawarnya eksentrik, tetapi letak sematnya betul atu
  • Sematnya yang eksentrik di dalam ketel.
  • Penjaga semat yang duduk pada penyangganya, di pasang di tengah-tengah ketel pedoman yang berfungsi sebagai penjepit semat.
  • Kaca bening yang berfungsi sebagai penutup bagian atas harus kedap air dan di atas kaca tersebut di lengkapi dengan kuas atau paku di bagian tengah-tengahnya untuk meletakan alat pembaring.
  • Penutup di bagian bawah ketel pedoman yang terbuat dari kaca baur (buram) harus kedap air dan harus tembus cahaya (dari lampu yang dipasang di bawahnya)
  • Tuas atau paku yang ditempatkan pad penutup atas ketel pedoman yang terbuat dari kaca bening, gunanya untuk menempatkan alat pembaring dan harus tepat berada di titik pusat piringan mawar pedoman (tepat di ujung semat pedoman)
  • Pemberat (balancing ring), di pasang di bawah bagian ketel pedoman, berfungsi sebagai alat keseimbangan (stabillizer) untuk menjaga ketenangan dan kestabilan ketel.
  • Garis layar paling kurang harus ada 2 (dua) buah yang terlukis secara diametral (bersebrangan), garis layar ini harus tepat pada/ sejajar dengan bidang lunas linggi kapal yang berfungsi untuk melihat dan menentukan haluan kapal.
  • Ketel pedoman basah harus di lengkapi dengan lubang pengisi cairan pedoman yang ada penutupnya dan kedap air.
  • Penyangga semat (bridge supporting point) harus terpasang di tengah-tengah ketel pedoman yang ditempatkan sejajar lunas linggi kapal.
  • Ketel pedoman konstruksinya harus kuat (karena harus mampu menampung cairan pedoman)


KETEL PEDOMAN TANPA MAWAR PEDOMAN
Ketel pedoman, seluruh ketel pedoman berbentuk bulat torak, umumnya terbuat dari bahan kuningan atau perunggu.

Pada ketel bulat torak tersebut terdapat peralatan-peralatan sebagai berikut:
  1. Tutup kacabening, sebagai penutup bagian atas dari ketel pedoman yang kedap air dan di atas kaca tersebut di lengkapi dengan tuas atau paku di bagian tengah-tengahnya untuk meletakan alat pembaring.
  2. Kaca buram di bagian bawah, berfungsi sebagai penutup bawah dan tembus cahaya (dari lampu yang di pasang di bawahnya )
  3. Garis layar adalah garis yang terletak tepat/ sejajar bidang lunas linggi kapal. Berfungsi untuk melihat haluan kapal.
  4. Pemberat, di pasang di bagian di bawah ketel. Beerfungsi sebagai alat untuk menjaga ketenangan dan kestabilan ketel.
  5. Penyangga semat di pasang di tengah-tengah ketel. Berfungsi sebagai penjepit semat.

Keterangan
a = tutup kaca 
b = ketel
c = minyak tumbuh-tumbuhan 
d = kaca baur 
e = penyangga semat 
f = tanduk 
g = semat
h = titik putar pesawat baring

  1. Ketel pedoman yang berbangun bulat torak di buat kedap udara.
  2. Bagian atas berfungsi senagai tutup pada bagian atas di pasng sebuah kaca bening bulat (agar angka-angka skala drajat dapat di baca).sedangkan tutup pada bagian bawah berupa kaca yang baur pandang (agar sinar lampu yang di pasang di bawahnya dapat menembus dan dapat menerangi angka-angka skala derajat).
  3. Didalam ketel pedoman ini ditempatkan perangkat piringan pedoman.
  4. Semat yang merupakan penunjung dari piringan pedoman di jepit di bagian tengah- tengah kaca baur.
  5. Pada ketel pedoman type Thomson, di lengkapi alat pemberat ini dapat berupa sebuah bejana berbentuk separuh bola yang diisi dengan cairan berupa minyak tumbuh- tumbuhan atau dapat juga berupa sebuah pemberat dari keping timah atau logam lain yang tidak magnetis.
  6. 6. Bagian sisi dalam dari ketel pedoman cukup terang mesikipun hanya mendapat penerang malalui kaca buram.


MAWAR PEDOMAN

Bagian paling penting dari sebuah pedoman adalah mawarnya. Jenis yang umum sekarang di gunakan : di sebut “MAWAR RINGAN” (DAHULU “MAWAR BERAT”) disebut pula : “MAWAR THOMSON”
Piringan pedoman adalah bagian yang penting dari sebuah pedoman.
  1. Bagian tengah dari piringan pedoman disebut sungkup, bagian pinggir sekitar sungkup di buat dari jenis logam yang ringan (seperti alumunium)
  2. Sungkup dan bagian pinggir piringan terdapat lubang-lubang kecil dan pada lubang-lubang tersebut diikatkan benang-benang sutera yang halus.
  3. Di atas benang-benang tersebut ditempatkan suatu kain sutera atau kertas yang berbangun lingkaran.
  4. Diatas kain sutera tersebut terlukis skala pembagian derajat
  5. Dibagian bawah piringan ditempatkan kedelapan jarum magnet
  6. Piringan pedoman bebas berputar
  7. Semat tersebut di pasang tetap, tegak lurus di tengah-tengah pedoman
  8. Bagian tengah bawah sungkup di sebut dop dilapisi batu keras (sapphire)
  9. Ujung semat dibuat dari logam keras (iridium) dan runcing sekali.

Ada beberapa tipe piringan pedoman yang di gunakan pada pedoman di kapal di antaranya yang terkenal adalah piringan pedoman Thomson type.

  1. Piringan pedoman / mawar Thomson (Thomson type)
  2. Sungkup/gelang dan cincin dibuat ari alumunium.
  3. Jarum-jarum magnet dipasng simitris terhadap pusat sungkup. Jumlah jarum umumnya 8 buah, dekat sungkup panjangnya 8 cm yang deket pinggir ± 5 cm.
  4. Garis tengah piringan ± 25 cm dengan berat 15 sampai 20 gram.
  5. Piringan pembagian mata angin di buat dari kertas/sutera dengan lebar untuk tiap dua surat atau 22 1/2 0, maksudnya untuk mencegah terjadinya perubahan skala derajat karena perubahan bentuk atau memuai mengerut dari kertas/sutera.
  6. Cincin dan gelang diberi lubang sebanyaknya 32 buah, yaitu pada setiapl surat (111/4°)
  7. Berat mawar pedoman adalah ± 12 gram.
  8. Piringan pedoman ditempatkan di tempatkan dalam ketel pedoman yang dibagian atasnya tertutup dengan kaca bening, dibawahnya ditutup dengan kaca baur.
  9. Panjang jarum antara 5 sampai dengan 8 cm, berjumlah 4 atau 6 atau 8 buah, dipasang simetris dikiri-kanan dibawah singkup, dengan diikatkan benang, jarum yang terpendek di pasang sebelah pinggir.

Persyaratan mawar pedoman / piringan pedoman/(compass rose):
  1. Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian bawahnya harus licin
  2. Besarnya piringan pedoman harus seimbang dengan besarnya ketel pedoman.
  3. Mawar harus tetap bundar dengan pembagian derajat tanpa kesalahan.
  4. Tidak memiliki kesahalan kolimasi.
  5. Sumbu magnetic dari mawar harus sejajar dengan garis U-S dari pembagian mawar. Jika tidak, ini berarti mawar mempunyai kesalahan kolimasi. Akibatnya semua pembacaan haluan dan baringan akan salah sebanyak nilai tersebut.
  6. Piringan pedoman harus peka. Mawar harus selalu mengayun kembali pada kedudukan semula (ingat mutu semat dam sungkup).
  7. Mawar harus tenang artinya ia harus tidak cepat-cepat menyimpang dari kedudukan seimbang.
  8. Mawar harus menggantung tepat mendatar di semua tempat ia berada.
  9. Piring atu mawar pedoman harus di bagi-bagi 360 derajat-derajat terpisah. Angka penunjuk harus di cantumkan pada setiap 10°, di mulai dari utara (000°) menurut arah jarum jam hingga 360°. Titik-titik Cardinal dotandai dengan huruf-huruf besar N, E, S dan W tanda huruf titik utara dapat diganti dengan lambing yang tepat pembagian derajatnya harus jelassehingga mudah di baca dan di buat secara teratur.
  10. Kesalahan arah pada piringan pedoman, yang dapat terdiri dari ketidak tepatan dalam pengurutan, keganjilan letak piring terhadap porosnya dan ketidak tepatan dari orientasi piring pada sisitem gaya magnet, tidak boleh lebih dari 0,5° pad setiap arah penunjukan
  11. Piring pedoman kemudi harus dapat dibaca dengan jelas baik pada siang hari maupun dengan menggunakan lampu jarak 1,5 m. penggunaan kaca pembesar di bolehkan
  12. Waktu ayun piringan pedoman harus cukup besar yaitu minimum 14 detik agar tidak terjadi singkronisasi dengan olengan kapal.

Salah kolimasi piringan pedoman

Yang di maksud dengan salah kolimasi adalah sudut (penyimpangan) anatara jarum-jarum magnet dang garis hubung arah utara-selatan mawar pedoman.

Sifat peka piringan pedoman :
Yang dimaksudkan dengan sifat peka dari sebuah piringan pedoman adalah, apabila pada suatu saat piringan pedoman keluar dari keadaan seimbang Karena suatu pengaruh dari luar, (misalnya: karena pengaruh magnet lain,) maka segera setelah pengaruh magnet lain tersebut di jauhkan, maka piringan pedoman harus segera kembali pada kedudukan seimbang.
Yang dimaksud dengan sifat tenang piringan pedoman adalah, apabila pada saat ada gangguan dari pengaruh-pengaruh luar, maka keseimbangan piringan pedoman tidak terganggu (tidak boleh mengayun / hanya mengayun sedikit). Pengaruh-pengaruh luar itu antara lain adalah olengan dan angkutan kapal, getaran-getaran, perubahan haluan dan sebagainya sifat tenang piringan pedoman makin besar bila :

1. Ujung semat semakin lancip
2. Piringan pedoman semakin ringan
3. Moment magnet besar
4. Moment lembab besar
5. Intensitas horizontal besar

Sifat peka piringan pedoman
Kepakaan dan ketenangan piringan pedoman terutama tergantung dari perbandingan :
T R dan M 
         M G
G = besar massa 
TR = moment lembab 
m = massa dan 
d = jarak
M = moment magnetis

Untuk memperbesar moment lembab sebagian besar massa piringan pedoman di tempatkan di bagian tepi piringan pedoman ( moment lembab piringan pedoman adalah gaya lawan terhadap gerakan mendatar piringan pedoman )
Cara memeriksa kepekaan oiringan pedoman, adalah sebagai berikut:
  • Putar piringan pedoman ke kanan atau ke kiri + kedudukan seimbang / tenang semula
  • Lepaskan dan kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya
  • Ulangi pekerjaan yang sama pda sisi lainnya
  • Bila hasil penyimpangan pada kedua sisi sama atau berselisih 1/2° saja, berarti piringan pedoman cukup

Catatan :
Pada pedoman titik gantung ketel dan cincin lenja yang terluar diletakan membujur kapal, maksudnya agr pedoman dapat selalu dalam keadaan mendatar pada saat kapal mengoleng ( kapal lebih banyak mengoleng dari pada mengangguk ).

Pertanyaan !
Piringan pedoman harus tenang dan peka, jelaskan apa maksudnya !
  • Syarat-syarat apa yang harus di penuhi agar piringan pedoman magnet memiliki sifat tenang dan peka ?
  • Bagaimana cara mengontrol ketepatan garis layar ( Lubber line ) di pedoman ?


ALAT-ALAT PENIMBAL / KOREKTOR DAN KEDUDUKANNYA

a) MAGNET KOREKTOR MEMBUJUR KAPAL (batang C)
(mengoreksi gaya P):
Yaitu gaya membujur untuk menimbai uraian horizontal membujur dari magnetisme kapal yang permanen. 
Bias berupa batng lurus dengan penampang batang sepanjang batang 8” dan diameter 3/8” atau 3/10". ini harus berada tidak lebih dekat dari dua kali panjangnya sendiri terhadap susunan jarum pedoman (dihitung dari titik pusat ke titik pusat) dengan maksud untuk menghasilkan medan magnetic yang mantap ditempat pedoman serta mengurangi induksi didalm korektor besi lunak, ia harus diletakkan sedemikian rupa sehingga porosnya mengarah membujur kapal dan horizontal : titik pusatnya harus terletak pada bidang vertikal melintang melalui titik pusat jarum pedoman.

b) Magnet korektor melintang kapal (bantang B) (mengoreksi gaya Q):
Ini adalah magnet yang serupa dan juga harus berada tidak lebih dekat dua kali panjangnya sendiri terhadap susunan pedoman, la harus diteptakan sedemikian rupa sehingga porosnya mengarah melintang kapal dan horizontal: titik pusatnya harus terletak pada bidang vertikal membujur kapal melalui titik pusat. Disini perlu dicatat bahwa ia sering kali ditempatkan korektor membujur ialah posisi yang terjauh tehadap sesuatu korektor membujur ialah posisi yang ter jauh terhadap sesuatu korektor besi lunak yang diinduksikannya.

Kesimpulan: magnet korektor melintang untuk menimbai urain horizontal melintang dari magnetisme kapal yang permanen.

3) Magnet korektor vertikal / magnet senget (heeling error corrector) (batang A) (mengoreksi gaya R, kV, eV)

Yaitu magnet tegak untuk menimbai urain horizontal kebawah dari magnetisme kapal yang permanen ini adalah magnet lurus yang serupa dengan penampang bundar panjang 9” dan diameter 3/8” serta harus berada tidak lebih dekat dari dua kali pajangnya sendiri terhadap susunan jarum pedoman untuk alasan dan maksud yang sama. Timbal-timbal yang berfungsi sebagai sarang untuk magnet-magnet ini dapat menampung beberapa batang sampai sebanyak 7 (tujuh) batang, dan apabila diperlukan lebih dari 1 batang, maka batang magnet tersebut harus diatur secara simetris didalam timbal. Kedudukan timbale adalah vertikal dibawah titik pusat dari susunan jarum, yakni pada perpotongan bidang vertikal membujur dan melintang kapal melalui pedoman.

4) Bola-bola besi lunak / soft iron (korektor D) (mengoreksi pengaruh a,b,c, dan d) Yaitu massa besi lunak berupa bola-bola atau besi lunak berongga atau selinder yang diletakan setinggi pedoman di sisi kanan kiri pedoman, pada ketinggian yang sama dengan magnet batang pada pedoman, untuk menimbai bagian utama, dari simpangan kwadrantal ia mempunyai ukuran yang beragam diameter berkisar dari 2” sampai 10"
  • Diameter < 6” adalah padat dan
  • Diameter >6” adalah berongga (untuk mengurangi berat bola).

Bola-bola dibuat dari besi lunak agar memperoleh derajat kerentanan yang tinggi (mudah terkena induksi )yang sangat penting bagi korektor besi lunak, sehinggga ia akan segera bereaksi terhadap setiap perubahan semu dalam arah dan / atau kekuatan medan yang menginduksi.
Bola-bola tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik-titik pusatnya terletak dalam bidang horizontal yang sama serta melalui susunan jarum. Siku-siku (brackets) yang menopang bola-bola dipasang sesuai dengan persyaratan tersebut diatas. Bola-bola tersebut harus ditahan sama jarak pada dua sisi pedoman : harus dipasang tidak lebih dekat dari 11/4 kali panjang jarum pedoman yang terpasang didalam susunan pedoman,dihitung dari titik pusat pedoman sampai permukaan bola- bola untuk membantu menghasilkan kurva yang lebih beraturan setelah penimbalan.
5) Batang flinders (mengoreksi gaya cV)

Yaitu batang besi lunak yang diarahkan tegak lurus geladak, dipertengahan kapal, untuk menimbai magnetisme transien di dalam besi lunak vertikal, korektor ini berupa batang vetikal, juga dibuat dari besi lunak dan ditempatkan didalam tabung kuningan, biasanya ditempatkan di sis depan dari rumah pedoman. Panjang batang seluruhnya (untuk rumah pedoman normal) adalah 24” panjangnya terdiri dari 12”, 6”, 3”, 11/2” dan dua buah sepanjang 3/4“, sehingga panjang totalnya 24” dengan diameter 3”. Kombinasi-kombinasi beragam dapat digunakan untuk memberikan panjang-panjang yang berlainan, misalnya 33/4”, 41/2”, 51/4”, 63/4”, 71/2”, 81/4”, 93/4” dan sebagainya; apabila ini telah dilakukan maka harus diingat bahwa bagian yang terpanjang harus ditaruh paling atas dengan sisa ruangan di bawah batang disisi dengan potongan kayu tersedia dalam ukuran oanjang yang serupa untuk kepentingan tersebut. Pada umumnya untuk panjang batang 12" atau lebih, 1/12x panjangnya harus terletak menjulang diatas bidangjarum-jarum pedoman, guna memperoleh koreksi e yang maksimum.
Alasan dilakukan penimbalan :

Pedoman yang tidak ditimbai memiliki deviasi yang besar dan tidak beraturan. Deviasi pedoman yang besar memiliki kerugian sebagai berikut :
  1. Deviasi berubah cepat : pada perubahan haluan mawar pedoman kadang-kadang lamban, sehingga sulit untuk digunakan pada waktu kapal berlayar diperairan sempit.
  2. Mudah terjadi kekeliruan apabila berlayar dengan menggunakan pandu (sea pilot/harbor pilot)
  3. Deviasi yang mengakibatkan perubahan besar dalam gaya pengarah, sehingga pada haluan-haluan tertentu mawar menjadi terlampau lamban.
  4. Jika simpangan sangat besar, maka pada waktu kapal oleng mawar pedoman menjadia tidak tenangdan tidak menentu.

RUMUS - RUMUS DALAM MENIMBAL PEDOMAN MAGNET

Gaya pengarah rata-rata (H’) = 0,8 x H; H = intensitas horizontal

Persiapan Menimbai Pedoman

  1. Kapal harus duduk tegak, juga pada penimbalan simpang senget posisi kapal kapal harus demikian.
  2. Kapal harus diusahakan duduk dengan sarat rata (even keel)
  3. Semua bagian besi harus berada di tempat-tempat seperti keadaan sedang berlayar. Atau dengan kata lain, kapal harus siap layar secara magnetis.
  4. Kapal tidak boleh berada di dekat massa besi yang besar seperti : dok apung, tongkang, pabrik yang berkonstruksi besi dan sejenisnya
  5. Magnet-magnet
  6. Sediakan magnet-magnet korektor cadangan dalam ukuran yang sesuai.
  7. Kunci-kunci
  8. Sediakan kunci-kunci rumah pedoman, berbagai pintu masuk mencapai korektor- korektor, agar dapat mudah dibuka
  9. Batang flinders. Meskipun ini jarang dirubah, namun harus mudah dipindahkan dari tabungnya, sehingga panjangnya dapat diperiksa atau dirubah seperlunya. Gelembung udara. Tiap gelembung udara didalam pedoman (zat cair 0 harus dihilangkan. Siapkan peta lokasi di mana dilakukan penimbalan, guna mendapatkan dan memeriksa baringan magnet yang diperlukan.
  10. Komunikasi. Hubungan antara berbagai letak pedoman harus diperiksa. Beberapa petugas ditempatkan pada tiap pedoman (selain d/p pedoman Standard). Guna membaca dan melaporkan haluan yang di kemudikan.
  11. Cerobong asap harus pada suhu melaut normal
  12. Kapal harus tegak, guna mencegah simpangan senget (heeling error)
  13. Pedoman harus diperiksa frekwensi gerakan mawarnya.
  14. Garis layar harus diperiksa letaknya, ialah (terlukis pada bidang lunas/linggi kapal)
  15. Semua bagian besi yang bergerak harus dalam posisi melaut (sea going)
  16. Selama berputar kapal-kapal lain harus ditahan bebas pada jarak paling sedikit 500 meter

KETENTUAN DALAM PENIMBALAN PEDOMAN
  1. Koefisien A dan E tidak ditimbai.
  2. Magnet-magnet penimbal tidak boleh terlalu dekat dengan mawar pedoman
  3. Jarak magnet ke pertengahan mawar pedoman paling sedikit 2 x panjang magnet dan harus lebih dari 40 cm

Untuk penentuan deviasi tanpa penimbalan penuh harus dilakukan dalam hal sebagai berikut:
  1. Sesuai penimbalan penuh, atau penimbalan ulang (readjustment) oleh metode sementara.
  2. Kapan saja ini dapat dilaksanakan dengan baik tanpa mengganggu manajemen kapal, misalnya:

  • Oleh Perwira Jaga, pada waktu labuh jangkar, apabila kapal berputar ke pasang yang baru;
  • Di dalam pelayaran, sedang menunggu kondisi pasang yang buruk guna memasuki Bandar atau menunggu/penerimaan pandu.
  • Dalam semua kasus demikian, lingkaran putar penuh harus dicatat didalam halaman khusus dari Jurnal Pedoman beserta keterangan lengkap mengenai posisi, arah dan jumlah berbagai korektor.

Deviasi pada pedoman harus diperiksa :
1) Paling sedikit dilakukan satu kali dalam satu periode jaga;
2) Beberapa menit seusai perubahan haluan yang besar.

Memutar Kapal (Swinging Ship)
Ungkapan “Memutar Kapal” diapakai untuk menguraikan seluruh operasional penimbalan Pedoman Magnet dan ini dibagi menjadi 2 bagian :
1. Penimbalan pada waktu korektor-korektor dipasang guna memperkecil nilai deviasi.
2. “Putaran”, pada waktu semua sisa deviasi ditilik dan dicatat, seusai penimbalan.

Kapal perlu melakukan penimbalan penuh terhadap pedoman guna memperoleh nilai deviasi dalam kondisi-kondisi berikut:
  1. Sebelum kapal yang baru selesai dibangun mengadakan pelayaran percobaan (Sea Trial)
  2. Setelah kapal melakukan perubahan konstruksi yang besar disekat dimana pedoman ditempatkan.
  3. Setelah kapal mengalami perubahan lintang magnetic yang cukup besar.
  4. Setelah kapal mengalami pelayaran atau duduk (kapal diikat) dengan haluan satu arah yang sama dalam waktu yang cukup lama.
  5. Jika salah satu magnet koreksi telah dirubah.
  6. Setelah kapal melakukan perawatan rutin/dock tahunan paling sedikit setahun sekali.

Postingan populer dari blog ini

Pengoperasian Radar Navigasi

Pedoman Gasing (Gyro Compass), Hukum-hukum gasing, Kedudukan Gyro-Scope di Bumi

Pendeteksian, Sea – Return (Sea Cluter), Echo Palsu, Pancaran gelombang radio RACON