Pesawat Penerima Radio (Radio Receiver)

RADIO RECEIVER (Pesawat Penerima Radio)

Gelombang elektromagnit (gelombang radio) yang ditransmisikan oleh antene pesawat pemancar yang merambat melalui angkasa bebas, kemudian diterima oleh antene pesawat penerima dimana gelombang radio (gelombang elektromagnetis) yang sudah lemah karena telah menempuh jarak yang jauh selanjutnya diteruskan kedalam pesawat penerima untuk diproses.


Pesawat penerima radio (radio receiver) telah dipersiapkan harus dapat secara sensitif dan selektif agar dapat menerima dan akan memperoleh hasil output sinyal sama dengan sinyal imput transmitter yang aslinya.
Type rangkaian didalam pesawat penerima radio umumnya dikenal dengan superheterodyne.
GELOMBANG  ELEKTROMAGNETIK

Gelombang elektromagnetik mempunyai komponen medan yang saling tegak lurus, yaitu komponen medan listrik (E) dan medan magnet (H). Arah perambatan gelombang radio adalah sama dengan arah vektor E x H (E cross H).

Pada gambar berikut terlihat garis-garis medan listrik dan medan magnet dari gelombang elektromagnetik yang mempunyai polarisasi vertikal. Gelombang radio dikatakan mempunyai polarisasi horizontal terhadap permukaan bumi dan dikatakan mempunyai polarisasi vertikal jika arah medan listriknya vertikal terhadap permukaan bumi. Amplitudo bervariasi secara periode dari harga maksimum positif kemudian ke harga maksimum negatif melalui nol. Pada contoh ini gelombang bervariasi sinusoidal. Oleh karena itu mengapa antena harus ditala supaya terjadi resonansi

Dua komponen medan E dan H


Gelombang elektromagnetik dilukiskan hubungan antara medan elektrik dan medan magnetik dan arah dari propagasi.
Polarisasi gelombang elektromagnetik

ELEKTROMAGNETIC SPECTRUM FREQUENCY

Daerah Frekuensi
Nama Band
Singkatan
10 – 30 kHz
very low fquency
VLF
30 – 300 kHz
low frequency
LF
300 – 3.000 kHz
medium frequency
MF
3 – 30 MHz
high frequency
HF
30 – 300 MHz
very high frequency
VHF
300 – 3.000 MHz
ultra high frequency
UHF
3.000 – 30.000 MHz
super high frequency
SHF
30.000 – 300.000 MHz
extremely high frequency
EHF

Spektrum Elektromagnetik

Kelas Gelombang Radio

Bagian ini akan menerangkan tentang klasifikasi radio termasuk daerah frekuensi, sifat perambatan, dan pemakaiannya. Untuk lebih jelas lagi lihatlah tabel berikut :

Kelas Gelombang Radio

Kelas Gelombang radio
Daerah
Frekuensi
Pemakaian
Sifat Perambatan
Frekuensi sangat rendah
(very Low Freqency/VLF)
3 – 30 KHz
Navigasi
Telegrafi
Peredaman kecil, dapat mencakup seluruh dunia.
Frekuensi rendah
(Low Frequency/LF)
Frekuensi menengah
(Medium Frequency/MF)
30 – 300 KHz

300 – 3000 KHz
Navigasi
Telegrafi
Broadcast, Komunikasi di laut, Navigasi.
Sama dengan diatas

Jarak jangkau terbats sampai ratusan kilometer.
Frekuensi tinggi
(High Frequency/HF)
3 – 30 MHz
Hubungan antara dua tempat, broadcast  radio amatir.
Dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer dan tanah, hingga dapat mencakup seluruh dunia.
Frekuensi sangat tinggi
(Very High Frequency/UHF)
30 – 300 MHz
Telepon mobil, televisi, dan seperti HF.
Perambatan seperti cahaya.
Frekuensi ultra tinggi
(Ultra Frequency/EHF)
300 – 3000
Seperti HF, VHF, dan radar jarak jauh.
Seperti VHF dapat mencapai jarak 3000 km oleh hambatan troposfer.
Frekuensi super tinggi
(Super Hight Frequenc/SHF)
3 – 30 GHz
Radar, komuniasi satelit, radio astronomi
Perambatan seperti cahaya.
Frekuensi Ekstrim tinggi
(Extremely High Frequency/ELF)
30 – 300 GHz
Research
Perambatan seperti cahaya


Penggunaan Kelas Gelombang Radio

Gelombang radio dari antena dapat dibedakan dalam :
  1. Gelombang tanah (ground wave). Yang menjalar sepanjang permukaan bumi.
  2. Gelombang langit (sky wave). Yang terpancar ke udara dan “dipantulkan” ke arah bumi oleh lapisan ionosphere
  3. Gelombang angkasa(escape wave). Gelombang yang menjalar lurus seprti gelombang cahaya.
Berbagai propagasi gelombang radio
Gelombang VLF, LF dan MW cenderung untuk merambat sebagai gelombang tanah. Sedang gelombang HF, lebih menonjol penjalarannya sebagai gelombang langit.
Gelombang radio di atas 30 MHz, hanya merambat sebagai gelombang angkasa, sehingga komunikasi radio dalam daerah gelombang ini hanya bisa terjadi dalam keadaan “line of sight (LOS)”, dengan pengertian antena-antena pemancar dan penerimanya harus “saling melihat”.
Komunikasi radio dalam seluruh gelombang radio, ditandai oleh:
- Besarnya kehilangan (loss) antara pemancar dan penerima.
- Tingginya tambahan noise dari “luar” oleh udara, angkasa dan daerah sekitar pengguna.

RADIO HF

Karena gelombang radio HF dipantulkan oleh lapisan ionosphere, jarak tempuhnya bisa jauh dibanding gelombang MF maupun gelombang-gelobang dengan frekuensi yang lebih tinggi (VHF, dan sebagainya).
Karena pengaruh sinar matahari (terutama sinar ultra violet), terjadi beberapa lapisan udara yang terionisir.
Lapisan ini terdiri dari 4 lapisan yang terpisah dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Efek dari lapisan ion terhadap komunikasi jarak jauh
Ionosfir selama siang hari dan malam hari

Lapisan D :
  • Lapisan ini hanya timbul pada siang hari, mempunyai ketinggian dari permukaan bumi sekitar 60 - 90 km dengan ketebalan rata-ratanya 10 km.
  • Ketinggian frekuensi sangat rendah (VLF) dan  rekuensi rendah (LF) dibawah 0,3 MHz,
  • Meredam frekuensi menengah (MF).
  • Meredam sebagian frekuensi tinggi (HF).

Lapisan E :
  • Mempunyai ketinggian sekitar 90 - 130 km, dengan ketebalan rata-rata 25 km.
  • Ketinggian maupun indek bias tergantung pada elevasi matahari.
  • Mempunyai frekuensi kritis sekitar 4 MHz.
  • Mempunyai range maksimum untuk single hop sekitar 2350 km.

Lapisan F1 :
  • Mempunyai ketinggian sekitar 180 km (170-230 km), dengan ketebalan rata-rata pada siang hari sebesar 20 km.
  • Ketinggian lapisan ini dipengaruhi oleh elevasi matahari.
  • Mempunyai range maksimum untuk single hop sekitar 3000 km.
  • Lapisan ini hanya ada pada siang hari 
Lapisan F2 :
  • Mempunyai ketinggian sekitar 250-400 km pada siang hari dan sekitar 300 km pada malam hari dengan ketebalan dapat mencapai lebih dan 200 km.
  • Ketinggian maupun indek bias tidak begitu tergantung pada elevasi matahari dan harganya berubah-ubah setiap saat.
  • Mempunyai frekuensi kritis sekitar 8 MHz pada siang hari dan sekitar 6 MHz pada malam hari.
  • Mempunyai range maksimum untuk single hop sekitar 3840 km pada siang hari, sedangkan pada malam hari bisa mencapai 4200 km.
Untuk keadaan malam hari lapisan F1 dan F2 bergabung menjadi satu dan bisa disebut lapisan F saja. Lapisan-lapisan ionosphere tersebut dapat digunakan untuk mencapai jarak jauh, sehingga penggunaan daerah frekuensi HF biasanya dimaksudkan untuk mencapai daerah jangkauan yang jauh.
Lapisan ionosphere ini bertindak sebagai “cermin” yang memantulkan gelombang radio. Pantulan utama terjadi pada lapisan F-nya. Gelombang yang terpantul ke arah bumi bisa juga dipantulkan kembali oleh permukaan bumi, sehingga gelombang radio tersebut merambat cukup jauh.

Pantulan gelombang radio oleh lapisan ionospher dan permukaan bumi

Kemampuan lapisan ionosphere untuk mengembalikan gelombang radio tergantung dari tebal dan konsentrasi ino-ionnya, sehingga ada frekuensi maksimum dimana gelombang radio masih dapat dipantulkan (frekuensi kritis – critical frequency).
Besarnya frekuensi ini tergantung dari jam, musim dan saat dari periode bintik matahari (sunsport cycle).

Postingan populer dari blog ini

Pengoperasian Radar Navigasi

Pedoman Gasing (Gyro Compass), Hukum-hukum gasing, Kedudukan Gyro-Scope di Bumi

Pendeteksian, Sea – Return (Sea Cluter), Echo Palsu, Pancaran gelombang radio RACON