Ilmu Stabilitas dan Konstruksi Kapal | Pembangunan Kapal

Ilmu Stabilitas dan Konstruksi Kapal


Kapal masih tetap sebagai sarana penting dalam bidang ekonomi di beberapa negara dan menjadi alat angkut hampir 95% total perdagangan dunia. Kapal adalah sarana angkutan yang bergerak di permukaan air. Apapun bentuk dan jenis kapalnya, dapat digunakan untuk sarana angkut orang (awak kapal) dan segala macam bentuk muatannya.

Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut, baik yang terjadi di laut lepas maupun ketika di pelabuhan, adalah karena peranan dari para awak kapal yang tidak memperhatikan perhitungan stabilitas kapalnya sehingga dapat mengganggu keseimbangan secara umum yang akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda, kapal dan nyawa manusia. Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan harus dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi stabilitas kapal. Dengan demikian hal-hal yang berkaitan dengan stabilitas kapal yang tidak diinginkan yang mungkin timbul dapat dihindarkan atau minimalisir dan bahkan dihilangkan (zero occident). 
Keamanan pelayaran sebuah kapal sangat tergantung dari beberapa hal berikut ini: 
a. Kekuatan konstruksi kapal
b. Bentuk bagian kapal
c. Perawatan kapal
d. Penanganan pengoperasian kapal (Stabilitas Kapal)

Pembangunan Kapal 


Pembangunan kapal adalah suatu kegiatan rekayasa teknologi yang mana mempunyai karakteristik tersendiri dalam pelaksanaannya. Proses pembangunan kapal setiap galangan bisa saja berbeda meskipun jenis kapal yang dibangun sama. Hal ini dikarenakan beberapa hal seperti fasilitas dan manajemen keuangan galangan. 

Dalam proses pembangunan kapal fasilitas galangan sangat mempengaruhi, yang mana dengan fasilitas yang lengkap galangan bisa lebih leluasa memilih metode dalam pembangunan kapal baru. Tahap persiapan produksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan proses produksi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengatur keadaan-keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat dilaksanakan dan ditetapkan. Proses produksi adalah seluruh aktivitas pembuatan bangunan baru yang merupakan pelaksanaan selanjutnya dari proses perencanaan sebelumnya. 

Proses produksi ini dilaksanakan oleh galangan kapal untuk memproduksi bangunan baru sesuai dengan kesepakatan antara calon owner kapal dan galangan kapal.Pada tahap awal ini merupakan hubungan awal antara pihak galangan dan pemilik kapal (owner) dalam menerjemahkan kapal  yang akan dibuat. Biasanya pemilik kapal hanya mencantumkan rute, kecepatan, dan kapasitas kapal serta jenis kapal. Tahap desain ini mencakup semua pekerjaan : 
a. Penerjemahan keinginan pemilik kapal (development of owner's requirements)
b. Desain konsep aau perancangan (preliminary/concept design)
c. Desain kontrak (contract design)
d. Penawaran/ penandatanganan kontrak (bidding/contracting)
e. Perencanaan dan desain detail (detail design and planning)
f. Fabrikasi dan perakitan (canstrvction)
Dalam ilmu perkapalan (Naval Engineering) proses desain dan pembuatan kapal dibagi menjadi beberapa fase yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 desain spiral berikut ini. 
Gambar 1.1 Desain Spiral proses pembuatan kapal (Sumber; (David Jhon Eyres, 2001)) 

Tahapan awal dalam proses pembangunan kapal adalah memformulasikan /mendefinisikan produk sesuai dengan keinginan pemesan. Setelah mengidentifikasi dan mendefinisikan keinginan 
pemesan, tahapan selanjutnya yaitu desain konsep. Desain konsep ini juga sering disebut dengan perancangan yaitu mendefinisikan karakter dasar kapal, Tahapan ini, dapat dilakukan oleh internal staf pemilik, konsultan desain yang ditunjuk owner, atau satu atau beberapa staf galangan. Hasil akhir tahapan desain konsep atau perancangan adalah mendefinisikan gambaran umum kapal yang mencakup: 
a. Dimensi utama
b. Bentuk lambung
c. Rencana umum
d. Tenaga yang diperlukan
e.  Kapasitas Ruang Muat
f. Peralatan Bongkar Muat
g. DWT (bahan bakar minyak, air, kru, dan bawaan)
h. Konstruksi
i. Perpipaan
j. Kelistrikan

Hasil akhir dari tahapan prarancangan berisi detail informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penawaran dan penandatanganan kontrak (contract design). Dalam kontrak desain semua informasi harus detail yang memperlihatkan estimasi biaya dan waktu pembangunan sebuah kapal dibuat oleh galangan. 

Dalam kontrak pembangunan kapal biasanya ada tiga hal penting yang harus tercantumkan, yaitu:

1. Biaya produksi (dihitung berdasarkan Jam Orang)

Pada umumnya biaya produksi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : 
a.    Biaya langsung
      - Biaya Material Langsung
      - Material pokok
      - Material bantu
b.   Biaya tak langsung
      - Material tak langsung
      - Tenaga kerja tak langsung
      - Biaya lain-lain
      - Tenaga kerja langsung
      - Tenaga kerja sendiri
      - Tenaga kerja subkontraktor

Untuk manajemen material dapat dikatakan baik jika material yang ada sudah tepat. Baik tepat waktu,tepat jumlah,tepat kualitas,maupun tepat harga. 
2. Lama pengerjaan

Jika lama pengerjaan lebih cepat dari perencanaan maka keuntungan dapat digunakan untuk kontinuitas dan kontinuitas produksi. Maka dari itu diusahakan lama pengerjaan lebih cepat atau paling tidak sama dengan perencanaan. Proses produksi kapal dibagi 5 tahap dimana setiap tahapnya harus diperhitungkan secara matang agar dapat mengestimasi perencanaan waktu baik untuk setiap bagian produksi atau pun keseluruhan proses produksi. Dalam mengestimasi waktu hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut: 

a.  Standar kerja yang digunakan
Standar kerja berfungsi untuk menyamakan persepsi dan menjadi jaminan kualitas dari has ii yang didapat. 

b. Allowance
Tambahan waktu dapat digunakan jika terjadi hal yang tidak terduga yang berpotensi memperlambat proses produksi. Allowance juga diberikan karena terdapat banyak hari libur dalam satu bulan atau satu tahun. 

c. Kondisi pada waktu proses produksi

Bagian Produksi, mandor maupun supervisor wajib mengendalikan, mencatat dan melaporkan seluruh rangkaian pekerjaan secara prosedur yang digambarkan dalam Network Planning. Bila perlu memberikan teguran kepada pekerja apabila mengindahkan ketentuan yang telah ditetapkan. Sistem pengawasan/pengendalian, sebagai berikut: 

Setelah tahap desain awal selesai maka perlu ada suatu perencanaan yang matang dalam setiap kegiatan produksi nantinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas galangan supaya menjadi maksimal. Serta untuk mengatur keadaan-keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat dilaksanakan dan ditetapkan. 
Sistem blok adalah suatu sistem yang membagi seluruh badan kapal menjadi beberapa bagian atau blok dan tiap-tiap blok dibuat pada suatu tempat yang terpisah dan bila tiap-tiap blok tersebut selesai maka blok-blok ini disambung dan akan membentuk badan kapal (lihat Gambar 1.4). Pengembangan pembangunan kapal sistem blok terdiri dari dua metode yaitu :

a. Metode Seksi Assembly
b. Metode Berlapis (Layered Method)
Metode Seksi Assembly 
Metode ini difokuskan pada pengembangan errection pada arah vertikal dan penurunan ditetapkan untuk satu blok dari dasar ke Upper deck memperlihatkan situasi penurunan blok pada hari kalender ke n setelah keel laying seperti tampak pada Gambar 1.5 berikut ini. 
Metode berlapis (Layered Method) 
Metode ini difokuskan pada perakitan pada arah memanjang dari blok permulaan, sehingga perakitannya dimulai dari blok dasar (bottom). Kemudian sekat melintang, sekat memanjang dan pelat kulit dapat dikembangkan. Gambar 1.6 memperlihatkan situasi penurunan blok hari ke n setelah keel laying. 

Postingan populer dari blog ini

Pengoperasian Radar Navigasi

Pedoman Gasing (Gyro Compass), Hukum-hukum gasing, Kedudukan Gyro-Scope di Bumi

Pendeteksian, Sea – Return (Sea Cluter), Echo Palsu, Pancaran gelombang radio RACON